2 November 2018

Mengenang Sejarah Adam Air




 

Sejarah Adam Air

Adam Air (PT Adam SkyConnection Airlines) adalah maskapai penerbangan swasta yang berbasis di Jakarta Barat, Jakarta, Indonesia. Maskapai penerbangan ini mengoperasikan penerbangan berjadwal domestik ke 20 kota dan layanan internasional ke Penang dan Singapura. Basis utama dari maskapai penerbangan ini adalah di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. 

Meskipun kadang dikatakan sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah, ia memasarkan dirinya sebagai maskapai penerbangan yang berada di antara maskapai penerbangan bertarif rendah dan tradisional, menyediakan layanan makanan di atas pesawat dan tarif murah, mirip dengan yang diadaptasi oleh maskapai penerbangan yang berbasis di Singapura, Valuair. Sebelum kecelakaan Penerbangan 574, maskapai penerbangan ini menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.

Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang juga menjabat sebagai Ketua DPR, dan mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan penerbangan perdana ke Balikpapan. Pada awal beroperasi Adam Air menggunakan dua Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam Air mengklaim bahwa mereka menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun. Boeing telah menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun.

Pada 9 November 2006, Adam Air menerima penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di Singapura. 

Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut. Dari hasil pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam Air berada di peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Adam Air mendapat sanksi administratif yang ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu 3 bulan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan. 

Pada April 2007, PT Bhakti Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut.

JAKARTA,17/3 - DIRUT ADAM AIR. Dirut maskapai penerbangan Adam Air, Adam Adhitya Suherman (tengah) memasuki ruangan pertemuan yang membahas kemelut Adam Air di Departemen Perhubungan, Jakarta, Senin (17/3). Dephub melakukan pertemuan dengan jajaran pimpinan Adam Air untuk membahas kemelut yang terjadi pada perusahaan penerbangan tersebut menyusul penarikan saham oleh PT Bhakti Investama . FOTO ANTARA/Jefri Aries/NZ/08
 
Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. [10] Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga ikut dicabut pada 19 Juni 2008, mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air.

Armada

5 Boeing 737-200 (IATA: 732 ICAO: B732)
6 Boeing 737-300 (IATA: 733 ICAO: B733) (1 kecelakaan di Surabaya)
11 Boeing 737-400 (IATA: 734 ICAO: B734) (1 kecelakaan di Majene)
1 Boeing 737-500 (IATA: 735 ICAO: B735)


Insiden dan Kecelakaan

Penerbangan 782
Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-329, PK-KKE, Jakarta-Makassar, mengalami kerusakan alat navigasi dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT. Semua 152 orang selamat. Pilot dan kopilot akhirnya dipecat. 

Penerbangan 574
Adam Air Penerbangan 574, Boeing 737-4Q8, PK-KKW jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman lebih dari 2.000 meter menewaskan 102 orang (hingga saat ini pesawat dan korban tidak ditemukan). 

Penerbangan 172
Adam Air Penerbangan KI 172, PK-KKV, (dalam gambar) Boeing 737-33A Jakarta-Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Semua 149 orang selamat. 

Penerbangan 292
Adam Air Penerbangan KI 292, Boeing 737-400, jurusan Jakarta-Batam tergelincir di Bandara Hang Nadim, Batam akibat cuaca buruk yang melanda Batam sejak pagi. Semua 172 penumpang selamat, sedangkan 5 penumpang mengalami trauma shock dan dilarikan ke RS Otorita Batam.

Faktor Kebangkrutan

Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab Adam Air bangkrut? Kasus Adam Air ini lah yang menjadi topik dalam Komunikasi Ilmiah yang diadakan pada tanggal 28 April 2008 lalu.
Komunikasi Ilmiah yang diadakan oleh Laboratorium Inovasi dan Pengembangan Organisasi ini dihadiri tiga dosen dari Program Studi Teknik Industri: Bapak Budiarto Subroto, Bapak Mame Slamet Sutoko, dan Bapak Gunawan. Ketiganya ikut berdiskusi bersama para asisten lab.

Acara dimulai dengan pemaparan mengenai profil singkat Adam Air dan kecelakaan-kecelakaan yang menimpa perusahaan ini. Di dalam presentasi yang disampaikan terdapat breakdown masalah yang didapatkan dengan menggunakan tools yaitu Fishbone Diagram. Dengan menggunakan Fishbone Diagram diidentifikasi beberapa penyebab bangkrutnya Adam Air, diantaranya faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan.

Isu-isu mengenai ketidak terampilan pilot Adam Air dalam mengemudikan pesawat mengindikasikan adanya proses rekrutmen yang buruk dan kurangnya pelatihan yang diberikan dari pihak Adam Air. Selain itu, terdapat kontrak kerja yang tidak jelas antara para pegawai dan pihak manajemen. Korupsi pun menjadi salah satu isu penting dalam runtuhnya Adam Air ini. Kasus-kasus korupsi yang terdapat pada Adam Air diantaranya korupsi BBM, audit tidak transparan, bukti-bukti pembelian suku cadang yang mahal namun tidak berkualitas baik dan adanya penipuan pada laporan kewajiban pajak.

Faktor usia pesawat menyumbang resiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat. Mayoritas aircraft di Indonesia memang cukup tua. Hal ini berarti lower ownership cost. Namun dibutuhkan higher maintenance cost agar pesawat tetap dapat berfungsi dengan semestinya. Pesawat Adam Air sendiri sudah berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi dan telah melalui inspeksi seminggu sebelum kecelakaan (25 Desember 2006). Diduga Adam Air tidak memiliki sistem maintenance  yang baik dan memadai.

Etika bisnis yang buruk juga salah satu hal yang patut disoroti dalam kasus Adam Air ini. Tekanan psikologis yang diberikan pihak manajemen kepada seluruh karyawan termasuk pilot dan pramugari menjadi hal yang cukup menyalahi aturan. Selain itu sistem pembayaran hutang yang tidak teratur menjadikan Adam Air perusahaan penerbangan dengan tingkat hutang yang tinggi.

Ditinjau dari faktor lingkungan, Adam Air merupakan organisasi dengan tekstur lingkungan yang kacau dan memiliki ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Adam Air juga melakukan Interlocking Directorates, yaitu pengangkatan Direktorat Keuangan yang berasal dari investor yaitu PT Bakrie Investama.

Dalam diskusi mengenai topik ini, Bapak Budiarto menyebutkan mengenai Capital Intensif yaitu kecukupan modal kerja yang dalam bisnis penerbangan seharusnya biaya operasional yang ada harus mencukupi biaya minimum untuk tiga bulan ke depan. Sementara itu, profit yang diperoleh kecil sekali, bahkan untuk memperoleh 5% saja sulit. Kenyataan ini cukup mengherankan dimana banyak perusahaan maskapai penerbangan mampu menawarkan tarif pesawat serendah mungkin.

Bapak Gunawan lebih menekankan pada bagaimana Adam Air mampu meraih penghargaan. Diduga perolehan penghargaan tersebut didapatkan dari data kuesioner. Oleh karena itu, Bapak Gunawan mengharapkan adanya analisis yang lebih dalam mengenai bentuk dan pembuatan kuesioner yang mungkin saja dibuat untuk mengarahkan kepada jawaban tertentu. Kemudian Bapak Gunawan juga mengungkapkan tentang hidden failures yang pada akhirnya menjadi real failures. Kebanyakan dari hidden failures tersebut terletak pada faktor manusia, itulah pentingnya faktor “man” harus sangat diperhatikan dan dikembangkan (people management). Sementara itu Bapak Mame banyak membandingkan Adam Air dengan Air Asia yang dirasakan lebih berhasil dalam menjalankan Low Cost Carrier dengan prinsip on time service.

Diskusi berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam. Dengan beberapa pertanyaan yang diajukan seputar serikat pekerja, basic expectation, dan bagaimana mencerdaskan konsumen. Selain pembicaraan seputar kasus Adam Air, muncul pembicaraan mengenai budaya dan degradasi moral pada masyarakat Indonesia serta sistem pendidikan di Indonesia. Pentingnya mendobrak aturan yang dirasakan tidak baik, dengan berani namun tetap dengan cara yang sopan. Karena apabila aturan tidak berubah sementara lingkungan terus berubah maka sistem tidak akan mampu bertahan dan akan mati.

Mengutip dari perkataan Bapak Gunawan “… dalam acara ini harus dilakukan penukaran ilmu dari masing-masing orang. Jangan hanya cari tahu ilmu dari dosen, tapi juga dari browsing. Potensi dan kompetensi itu berbeda,” diharapkan acara komunikasi ilmiah ini dapat meningkatkan kompetensi setiap asisten lab LIPO. “Dalam diskusi ini, ambil yang terbaik dan buang yang buruk,” lanjut Bapak Gunawan. Semoga banyak hal baik yang dapat diambil dan terus meningkatkan hal-hal yang dirasakan masih buruk atau kurang.


Kesimpulan

1. Hal yang harus dihindari dari kasus Adam:
a.       Memberikan pelatihan terhadap pilot agar lebih terampil.
b.      Membisakan hidup disiplin, jujur, tidak korupsi, dll.
c.       Memperbaiki hubungan antara pegawai dan majaement.
d.      Mengganti pesawat yang usianya cukup tua dengan pesawat yang lebih layak.
e.       Harus memiliki sistem maintenance  yang baik dan memadai.
f.        Menciptakan etika bisnis yang baik.
  
2. Nilai penting yang harus diterapkan dalam bisnis penerbangan:

a.       Material dan fisik, Contoh : kesehatan, comfort, security
b.      Ekonomi, Contoh : Benefit dan profit yang seimbang
c.       Moral, Contoh : kejujuran, keadilan
d.      Sosial, Contoh : sopan santun
e.       Politis, Contoh : kebebasan & keadilan
f.       Estetika, Contoh : keindahan, kesopanan, kerapihan
g.      Kerohanian, Contoh : beriman, takwa


Sumber:
Wikipedia
Liputan6.com
Simlipoitb
ManejemenPembebas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Saya

authorAhlan Wa Sahlan, Saya Dian. Biasa dipanggil Dhie. Selamat datang di blog saya, selamat membaca dan jangan lupa follow. Syukron!.
Learn More →



Teman Blogger Saya